KOREKSI MISTIE PADA SEISMIK SINGLE CHANNEL MENGGUNAKAN SINGLE BEAM ECHOSOUNDER DI PERAIRAN BINTAN SELATAN

Hafizh Zahran, Henry Munandar Manik, Muhammad Zulfikar, Nazar Nurdin


Abstract


Seismik merupakan metode eksplorasi geologi bawah laut dengan menggunakan penjalaran gelombang akustik sehingga dapat menggambarkan bentuk dan lapisan bawah permukaan dasar laut. Pada pengolahan data seismik, penjalaran gelombang yang merambat dari pengirim menuju penerima akan menghasilkan kedalaman yang berbeda dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan. Perbedaan kedalaman yang terjadi pada jalur lintasan seimik yang berpotongan biasa disebut mistie. Kesalahan mistie pada data seismik jika tidak diperbaiki, akan menghasilkan bentuk stratigrafi yang salah dan kesalahan pada saat interpretasi data seismik. Penelitian bertujuan menganalisis kedalaman dasar laut yang diperoleh dari single beam echosounder (SBES) dan seismik serta perbedaan kedalaman pada dasar laut di jalur seismik yang berpotongan. Data kedalaman yang diperoleh dari single beam echosounder (SBES) dilakukan koreksi pasang surut dan digunakan sebagai data acuan pada seismik. Data kedalaman yang diolah dilakukan interpolasi dengan menggunakan metode kriging. Hasil kedalaman yang diperoleh pada Perairan Bintan dengan menggunakan single beam echosounder (SBES) didapatkan nilai kedalaman berkisar 1 hingga 27 meter dan pengukuran seismik berkisar 4,5 meter hingga 30 meter. Mistie yang terjadi pada tiap jalur lintasan memiliki nilai lebih dari 1,5 meter. Data kedalaman dari single beam echosounder (SBES) yang telah dilakukan koreksi pasang surut dapat mengatasi mistie pada jalur seismik yang berpotongan.


Keywords


Kedalaman, Mistie, Pasang Surut, Seismik Single Channel, Single Beam Echosounder

References


Abdullah, A. (2011). Ensiklopedi Seismik Online Ebook. Jakarta ID.

Badley. 1985. An Introduction of seismology. Cambridge: Cambridge University Press.

Brammadi, S., Nugraha, A.L., Sudarsono, B., Mudita, I. 2017. Analisis pengolahan data multibeam echosounder menggunakan perangkat lunak MB-System dan Caris Hips and Sips berdasarkan standar S-44 IHO 2008. Jurnal Geodesi Undip, 6(4), 351- 360.

Chen, X., Xing, T., Li, L., Liu, S. 2018. Mistie problem and correction method of single channel seismic data in shallow sea. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 170(2). 1-8. https:// doi.org/10.1088/1755-1315/170/2/022062.

Cressie, N.A.C. 1993. Statistics for Spatial Data. New York: Wiley.

Fadilah, F., Suripin, S., & Sasongko, D. P. 2014. Menentukan tipe pasang surut dan muka air rencana perairan laut Kabupaten Bengkulu Tengah menggunakan metode admiralty. Maspari journal, 6(1), 1-12.

Febriarta, E., Vienastra, S., Khakhim, N., Larasati, A. 2022. Morfologi dasar Laut Dote (Laut Halmahera) Kabupaten Halmahera Tengah. Journal Lageografia, 20(2), 289-303.

Fridayani, N.M.S., Kencana, I.P.E., Sukarsa, K.G. (2012). Perbandingan interpolasi spasial dengan metode ordinary dan robust kriging pada data spasial berpencilan (Studi Kasus: Curah Hujan di Kabupaten Karangasem), e-Jurnal Matematika, 1(1), 68-74.

Herkommer, M.A., and Whitney, P.D. (1994). Minimizing misties in seismic data. Computers & Geosciences. 20(5), 767-795.

IHO. 2020. Special Publication no 44 6th Edition. Monaco: International Hydrographic Bureau.

Ilham, K.N. 2018. Analisis data seismik dalam kaitannya dengan fenomena atau kondisi geologi pada daerah pesisir di titik lintasan Pantai Kejawanan Cirebon (Skripsi Sarjana). Universitas Brawijaya, Malang.

Irawan, S. 2017. Kondisi hidro-oseanografi Perairan Pulau Bintan (studi kasus Perairan Teluk Sasah). Jurnal Kelautan, 10(1), 41-53.

Kurniawati RT. 2017. Interpolasi robust kriging menggunakan semivariogram isotropik dan anisotropik (Studi Kasus: Curah Hujan di Kabupaten Probolinggo) (Skripsi Sarjana). Universitas Brawijaya, Malang.

Maclennan, D.N. and Simmonds, E.J. 2005. Fisheries Acoustics. Champman R: Hall.

Mcgee, T.M. 1991. Single-channel Marine Seismic Profiling and The Analysis of Reverberatory Sequences. Utrecht: Instituut voor Aardwetenschappen der Rijksuniversiteit Utrecht.

Putra, F.H. dan Syah, A.F. 2022. Pengukuran batimetri menggunakan single beam echosounder dan aquamap 80xs. Sapa Laut, 7(4), 209-216.

Ramdhani, H., Manik, H.M., Susilohadi. 2013. Deteksi dan karakterisasi akustik sedimen dasar laut dengan teknologi seismik dangkal di Perairan Rambat, Bangka Belitung. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 5(2), 441-452.

Resda, D.P., Lubis, M.Z., Timbang, D. 2021. Pemetaan kedalaman laut menggunakan multibeam echosounder, (MB1) di Perairan Punggur, Kepri. Jurnal Integrasi, 13(1), 84-92.

Rohman, S., Manik, H.M., Hestirianoto, T., Mudita, I. 2015. Analisis dan kalsifikasi sedimen permukaan dasar laut menggunakan sub-bottom profiler. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 6(1), 31-39.

Setiadi, I., Aryanto, N. D., Nurdin, N. 2021. Delineasi batuan granit dan sedimen daerah Bintan dan sekitarnya, Kepulauan Riau berdasarkan analisis data gayaberat. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 22(3), 143-152.

Simanungkalit, F., Manik, H.M., Ramdhani, H. 2024. Penerapan metode bandpass filter pada data seismic single channel 2d di Perairan Krakatau. Jurnal Kelautan, 17(1), 83-96.

Tarigan, S., Setyono, H., Saputro, S. 2014. Studi pemetaan batimetri menggunakan multibeam echosounder di Perairan Pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Oseanografi, 3(2), 257-266.

Siregar, V.P., Selamat, M.B. (2009). Intepolator dalam pembuatan kontur peta batimetri. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 1(1), 39-47.

Sukmono, S. 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung: ITB.

Yilmaz. 2001. Seismic Data Analysis: Processing, Inversion, and Interpretation of Seismic Data. Tulsa (US): Society of Exploration Geophysicists.




DOI: http://dx.doi.org/10.32693/jgk.22.2.2024.918

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Terakreditasi oleh: Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek Dikti