PROSES SEDIMENTASI CEKUNGAN BONE BERDASARKAN PENAFSIRAN SEISMIK REFLEKSI DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN

Lili Sarmili, Dwi Indriati, Tites Stiawan


Abstract


Secara geologi, Cekungan Bone terletak diantara Lengan Sulawesi Selatan dan Lengan Sulawesi Tenggara. Cekungan Bone terbentuk pada Paleogen-Neogen dan telah mengalami beberapa kali proses tektonik serta aktivitas magmatik. Morfologi Cekungan Bone dikontrol oleh beberapa sistem sesar yaitu sesar Walanae, Palukoro dan lainnya. Sesar-sesar ini selama Plio-Pleistosen hingga Kuarter mempengaruhi proses sedimentasi pada cekungan ini. Pada tahap awal, cekungan Bone terbentuk akibat dari proses subduksi lalu berkembang menjadi cekungan intermontane. Didalam Cekungan Bone tersebut terdapat beberapa sekuen yang ditafsirkan dari penampang seismik pantul, dimulai dari Kala Paleosen sampai Oligosen Awal diendapkan sekuen A. Sekuen A ditutupi Sekuen B secara tidak selaras pada Kala Oligosen Awal sampai Oligosen Akhir. Di atas sekuen B ini diendapkan Sekuen C secara tidak selaras yang mulai terbentuk pada umur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Sekuen berikutnya diendapkan Sekuen D yang terbentuk pada saat Miosen Awal hingga Miosen Akhir dan ditutupi Sekuen E pada lingkungan laut dangkal hingga darat. Endapan yang paling atas adalah sekuen  F yang berumur Kuarter dan sebagai sedimen pengisi lembah-lembah yang dipengaruhi oleh adanya sesar Walanae yang teraktifkan kembali.
Kata Kunci : cekungan Intermontane, sesar Walanae yang teraktifkan kembali, cekungan Bone

Geologically, the Bone Basin is situated in between south Sulawesi Arm and southeast Sulawesi Arm. The Basin was formed on the Paleogene-Neogene time and has repeatedly processed in terms of tectonics and magmatic activities. The morphology of Bone Basin was formed by some faults system, there are Walanae Fault, Palukoro Fault and others. These faults during Plio-Pleistocene up to Quaternary times were affected their sediment of the basin. In the beginning, the Bone Basin was formed by subduction and then developed become intramontane basin. In The Bone basin there are some sequences that are interpreted from seismic reflection, started from Palaeocene to Early Oligocene was marked by A sequence. Then, it was overlied unconformity by B sequence of Early Oligocene to Late Oligocene. On the top of B sequence was deposited unconformitily by C sequence which was formed from late Oligocene to Early Miocene. Furthermore, D sequence was deposited during Early Miocene to Late Miocene and covered by E sequence of shallow marine to terrestrial environments. The youngest is F sequence which formed in the Quaternary age and as a channel filed sediment was influenced by reactivated of Walanae Fault.
Keywords : Intramontane basin, reactivated of Walanae Fault, Bone Basin


Keywords


cekungan Intermontane;sesar Walanae yang teraktifkan kembali;cekungan Bone

Full Text:

PDF

References


Armstrong, F. S., 2012. Struktur Geologi Sulawesi. Institut Teknologi Bandung (ITB).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2009. Peta Pulau Sulawesi. Jakarta

Darman H., dan Hasan F. S., 2000. An Outline of The Geology of Indonesia, Published by IAGI-2000, h. 101-120.

Indriyati, D., 2012. Analisis Pemebentukan Cekungan Bone berdasarkan Penafsiran Seismik Refleksi di Perairan Teuk Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Universitas Jenderal Soedirman (tidak dipublikasikan).

Lemigas, 1998, Hydrocarbon Potential of the Bone Basin and Its Surrounding Basinal Area, unpublished report.

Mann, P., Gahagan, L. dan Gordon, M.B., 2003, Tectonic setting of the world’s giant oil and gas fields, in Halbouty, M.T., ed., Giant Oil and Gas Fields of the Decade 1990-1999, American Association of Petroleum Geologists Memoir No.78, h. 15-105.

Sarmili, L. 2011. Laporan Penelitian Cekungan Bone, Laporan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. (tidak dipublikasikan).

Sarmili, L. 2015. Opening Structure of the Bone Basin on the South Sulawesi in relation to process of sedimentation. Bulletin of the Marine Geology, 3 (2), h. 75-86.

Silver, E.A., Reed, D. dan Mc Caffrey, R., 1983, Back Arc Thrusting in the eastern Sunda arc, Indonesia : a consequence of arc- continentcollision. Journal of Geophysical Research, 88(89), h. 7429-7448.

Sudarmono, 1999. Tectonic And Stratigraphic Evolution Of The Bone Basin,Indonesia: Insights To The Sulawesi Collision Complex. 27thProceedings, IPA Oktober 1999.

Sukmono, S. 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung: Jurusan Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung (tidak dipublikasikan).

Surono, 2010. Geologi Lengan Tenggara Sulawesi, Publikasi Khusus, Badan Geologi, Bandung.

Hamilton, W.H., 1970. Tectonic Map of Indonesia. USGS, Denver, Colorado.

Yassin, O. dan Nawawi, N., 1993. Peranan Struktur GeologiTerhadap Keberadaan Mineralisasi Logam Dan Hidrokarbon Daerah Sulawesi Selatan,Bandung : Kerjasama Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral dengan Institute National des Science de L’Univers(INSU).

Yulihanto, B., 2004, Hydrocarbon Play Analysis of the Bone Basin, South Sulawesi, Proceedings, Deepwater and Frontier Exploration In Asia & Australia Symposium, h. 333-347.




DOI: http://dx.doi.org/10.32693/jgk.14.1.2016.338

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Terakreditasi oleh: Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek Dikti