FORAMINIFERA PERAIRAN BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR: LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN PENGARUHNYA

Mimin Karmini, M. Hendrizan

Abstract


Dari hasil telitian perairan lepas pantai Balikpapan, Kalimantan Timur (Lembar 1914), di dalam sedimen dasar laut antara kedalaman 18 m – 562 m bawah permukaan laut, dijumpai tidak kurang dari 195 spesies foraminifera bentos kecil dan besar dan 34 spesies foraminifera plankton.
Heterolepa praecincta merupakan spesies bentos kecil yang banyak mendominasi sedimen permukaan di daerah penelitian, kemudian Heterolepa margaritifera. Heterolepa praecincta masih dijumpai sampai kedalaman 383 m, sedangkan ke arah yang lebih dalam lagi jumlahnya semakin berkurang.
Foraminifera bentos kecil yang langka seperti Biarritzina proteiformis di daerah telitian dan di perairan antara Pangabakan - Sagita, di utara daerah telitian, sebelah utara Delta Mahakam, jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan yang di bagian selatannya, yaitu di perairan utara P. Lombok, tempat spesies ini pertama kali dijumpai. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya arus yang berarah dari utara ke selatan.
Spesies Operculina spp., yang banyak diwakili oleh spesies O. complanata, O. ammonoides, dan O. heterosteginoides, banyak dijumpai pada kedalaman kurang dari 100 m. Spesies-spesies tersebut di beberapa lokasi banyak berasosiasi dengan Amphistegina lessonii, yang menandakan bahwa pada kedalaman ini turbulensinya rendah, dengan kondisi air yang cukup jernih.
Melimpahnya foraminifera plankton Neogloboquadrina dutertrei, terutama pada kedalaman lebih dari 100 m, menunjukkan bahwa pada kedalaman tersebut perairan daerah telitian mempunyai salinitas rendah.

Kata kunci: foraminifera, lingkungan, Balikpapan, Kalimantan Timur


The results of the Balikpapan offshore study in East Kalimantan waters (Sheet 1914), between 18m– 562m below sea level, revealed the sea floor sediment containing not less than 195 species of smaller and larger benthic foraminifera, and 34 species of planktic foraminifera.
The smaller benthic foraminifera Heterolepa praecincta dominates the surface sediment in the study area, then Heterolepa margaritifera. Heterolepa praecincta is still found at the 383 m depth. However, towards the deeper, their number is decreasing.
The number of uncommon smaller benthic foraminifera such as Biarritzina proteiformis in the study area and between Pangabakan – Sagita waters, in the north part of the study area, north of Mahakam Delta, is more abundant compared to that in the south part, in Lombok waters, the place where this species was firstly found. It is suggested that this condition is caused by the current coming from the north to the south.
The species Operculina spp., mostly representated by the species O. complanata, O. ammonoides, and O. heterosteginoides, are much more common found in the depth of less than 100 m. Those species is commonly found associated with Amphistegina lessonii, indicating that this depth has a low turbulent with clear water conditions.
The abundance of planktic foraminifera Neogloboquadrina dutertrei, especially within the depth of more than 100 m, indicating that this depth has a low salinity.


Keywords: foraminifers, environment, Balikpapan, East Kalimantan



DOI: http://dx.doi.org/10.32693/jgk.9.2.2011.205